Wednesday, November 23, 2011

Flash Back: A Geographic Solution to Kerinci's Agricultural Woes: The Distance to Market Problem

Saat menikmati membuka blog seorang teman, sambil menikmati kopi luwak, setelah 3 hari komputer macet dan error, maka keluarlah tulisan ini, menarik yang ditulis teman itu, namun ini hanya sebagai pembanding dan untuk membuka wawasan lain.

Dalam perkembangan ekonomi, pasar adalah faktor penting yang tidak bisa di tinggalkan, dan variabel utama, dan sistem ekonomi pasar adalah suatu mekanisme yang terinci dari koordinasi di bawah sadar terhadap manusia dan sektor usaha melalui sistem harga dan pasar. Mekanisme ini merupakan alat komunikasi untuk menghimpun pengetauhaan dan tindakan jutaan orang yang berlainan dan tersebar dan tersebar dimana-mana. Tanpa intelijensi yang terpusatpun mekanisme tersebut akan mampu memecahkan masalah yang tidak sanggup dilakukan komputer terbesar masa kini. tidak ada seorangpun yang dengan sengaja mendesain pasar; namun pasar tetap berfungsi dengan sangat baik.

Suatu contoh yang paling dramatis dalam sejerah pentingnya mekanisme pasar adalah apa yang terjadi di Jerman setelah Perang dunia II. Pada tahun 1947, produksi dan konsumsi turun hingga tingkat terendah, akibat perang, sehingga melumpuhkan segala sektor. Barun tahun 1948, pemerintah membebaskan harga dari pengendaliannya, berhasil mengefektifkan kembali mekanisme pasar, Produksi dan konsumsi melonjak dengan cepat, ini bukan keajaiban ekonomi, tapi mekanisme pasar berjalan dengan mulus.

Jadi Pasar adalah suatu mekanisme pada saat penjual dan pembeli suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan harga dan kuantitasnya.

Petani Kentang Kerinci, Sebuah Solusi ?

Sebuah ide pemecahan solusi peningkatan kesejahteraan petani kentang di Kerinci yang ditulis oleh, seorang peneliti Hawaii University, bisa diterima, tapi solusi penciptaan pasar buat kentang tidak bisa disamakan dengan dengan alkohol dan pornography, dan jangan lupa alkohol dan pornographypun, membutuhkan "cost" produksi yang tinggi, dan proses-proses, jangka waktu yang lama, secara teori jarak tempuh, lokasi menentukan cost produksi suatu produk, namun dizaman ini itu bukan variabel, penentu, bagaimana pasar bebas, exsport-impor berjalan, sehingga kita bisa menikmati, kejunya Belanda, daging dari Australia, dan buah-buahan dari China yang merupakan produk pertanian. lalu bagaimana dengan kentang produk Kerinci, yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saingnya adalah: Transfer Pengetauhan dan Tekhnologi, Bagaimana ini bisa jalan ?, harus ada campur tangan pemerintah, bagaimana pemerintah dapat menginvestasikan untuk peningkatan pengetauhan, dan pengadaan tekhnologi agar produk Kentang mentah dan olahan punya daya saing di pasar. Bagaimana ini bisa terwujud ?, harus ada pemerintahan dan sistem yang betul-betul punya tanggung jawab moral, pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang cerdas, pemerintahan yang betul-betul memperhatikan masyarakatnya. atau biarkan mekanisme pasar berjalan semestinya.

Lokasi dan Transportasi merupakan variabel penting dalam perkembangan ekonomi, tapi bukan mutlak, mekanisme pasar yang menentukan itu semua, dan tidak lepas dari pengetauhan dan bagaimana teknologi digunakan secara benar dan tepat, banyak yang bisa kita ambil contoh, produk Anggur Parancis, dari puluhan tahun yang lalu, masih tetap punya daya saing tinggi, dan mampu menciptakan pasarnya sendiri. Dan bagaimana dengan Kentang Kerinci, sebenarnya dari puluhan tahun masih punya pasar tersendiri, di wilayah Sumbar, Jambi, Lampung, bahkan pasar Induk Jakarta. Dan kota-kota satelit mempengaruhi penyerapan produk ini, seperti Bangko, Sarolanggun, Batang Hari, Bungo, Damasraya, Solok, Padang Panjang, Bukit Tinggi. Dari sudut pandang geographi dan melihat topografi, yang harus dilakukan adalah memperlancar, memperbaiki akses-akses, jalur-jalur, ke kota dan daerah satelit, ini.

Bicara pengolahan kentang menjadi ethanol, atau penganti bahan bakar fosil, rasanya jalanya masih panjang, proyek tumbuhan Jarak sebagai penganti bensin, beberapa tahun yang lalu, yang menghabiskan dana milayaran, saja saat ini hilang ditelan bumi ceritanya, lalu kelapa sawit menjadi penganti solar, juga entah dimana rimbanya,....dimana sekarang para ahli negeri ini ?, jawabnya kawan punya teman, ah enakan bekerja diluar negeri, gajinya besar, fasilitas hidup dikasih semua.......coba eks pekerja-pekerja PT Dingantara (IPTN) diberdayakan, tentu akan mudah membuat alat-alat buat membantu petani, atau seandainya negeri ini bersih dalam penenrimaan PNS, tentu akan punya tenaga-tenaga pemerintahan yang andal dan berkualitas, yang mampu melahirkan ide-ide dan pemikiran baru.

No comments:

Post a Comment